Armada kapal bantuan internasional, Global Sumud Flotilla, yang berlayar menuju Gaza dicegat kapal perang Israel.
Jakarta (Indonesia Window) – Armada kapal bantuan internasional,
Global Sumud Flotilla, yang berlayar menuju Gaza dicegat kapal perang Israel pada Rabu (1/10) waktu setempat. Insiden ini kembali menghentikan upaya terbaru untuk menembus blokade Israel atas wilayah Palestina yang porak-poranda akibat perang.
Global Sumud Flotilla terdiri dari atas 45 kapal yang membawa politisi dan aktivis, termasuk aktivis iklim asal Swedia Greta Thunberg. Mereka berangkat dari Spanyol bulan lalu dengan tujuan menyalurkan bantuan ke Gaza, di mana PBB menyatakan kondisi kelaparan semakin parah.
“Sekitar pukul 20.30 waktu Gaza, sejumlah kapal Flotilla, termasuk Alma, Sirius, dan Adara, dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh pasukan Israel di perairan internasional,” tulis penyelenggara dalam pernyataan resmi.
Mereka juga menyebut komunikasi dengan beberapa kapal lain terputus setelah insiden tersebut.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel melalui akun X mengatakan, “Sejumlah kapal dari Flotilla telah dihentikan dengan aman dan penumpangnya dipindahkan ke pelabuhan Israel. Greta dan kawan-kawannya selamat dan dalam kondisi sehat,” disertai video Thunberg yang tengah mengemasi barang-barangnya.
Sebelumnya,
angkatan laut Israel telah memperingatkan Flotilla agar tidak memasuki wilayah laut yang termasuk dalam blokade Gaza. Spanyol dan Italia, yang mengirim kapal pengawal, juga meminta armada tersebut berhenti sebelum memasuki zona eksklusi yang ditetapkan Israel.
Armada ini sempat singgah 10 hari di Tunisia pada pertengahan September, di mana penyelenggara melaporkan ada dua serangan
drone. Saat melanjutkan perjalanan, kapal utama Alma disebut dikepung agresif oleh kapal perang Israel, disusul kapal Sirius yang mendapat perlakuan serupa.
Meski mendapat intimidasi, para aktivis menyatakan tetap bertekad menyalurkan bantuan ke Gaza. Mereka menegaskan tetap waspada karena berada di kawasan yang sebelumnya menjadi lokasi Flotilla lain dicegat atau bahkan diserang.
Menteri Luar Negeri Turkiye mengecam keras aksi Israel dan menyebutnya sebagai “tindakan terorisme yang melanggar hukum internasional dan membahayakan nyawa warga sipil tak bersenjata.”
Israel sendiri sudah beberapa kali menggagalkan upaya serupa pada Juni dan Juli lalu.
Armada Flotilla juga membawa tokoh-tokoh penting, seperti cucu Nelson Mandela, Mandla Mandela, serta anggota Parlemen Eropa asal Prancis-Palestina, Rima Hassan.
Meski Spanyol, Italia, dan Yunani menyerukan agar para aktivis menghentikan misinya demi menghindari eskalasi, penyelenggara Flotilla menilai langkah negara-negara tersebut justru seperti “upaya sabotase.”
Afrika Selatan turut menyerukan agar semua pihak menahan diri dan mengutamakan keselamatan seluruh peserta Flotilla, termasuk warganya.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menegaskan para aktivis itu “tidak membahayakan Israel,” dan berharap pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga tidak menjadi ancaman bagi mereka.
Sementara Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni meminta para aktivis menghentikan perjalanan karena bisa mengganggu proposal terbaru perdamaian Gaza yang tengah dinegosiasikan.
Sumber: AFPLaporan: Redaksi