AS akan memasok senjata ke Ukraina melalui NATO, termasuk sistem rudal Patriot, dengan pengirimannya akan segera dilakukan.
Washington, Amerika Serikat (Xinhua/Indonesia Window) – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampaknya mulai kehilangan kesabaran terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan menyuarakan kekecewaannya pada Senin (14/7), beberapa jam usai mengancam akan menjatuhkan "tarif yang sangat berat" kepada Rusia.
Saya kecewa dengan dirinya, namun saya belum selesai dengannya. Tetapi, saya kecewa padanya," ungkap Trump kepada BBC dalam sebuah sesi wawancara.
Beberapa jam sebelumnya, dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) Mark Rutte di Oval Office, Trump memperingatkan, "Kami akan menerapkan tarif yang sangat berat" jika kesepakatan gencatan senjata dengan Ukraina tidak dicapai dalam 50 hari.
Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick kemudian mengklarifikasi bahwa hal yang dimaksud Trump sebenarnya adalah "sanksi ekonomi" saat dirinya mengancam akan menjatuhkan "tarif sekunder" terhadap Rusia, lapor The Washington Times.
Trump juga menyampaikan kepada Rutte bahwa
AS akan memasok senjata ke Ukraina melalui NATO, termasuk sistem rudal Patriot, dengan pengirimannya akan segera dilakukan.
Dalam sebuah unggahan di platform media sosial X usai pembicaraan via sambungan telepon dengan Trump, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan rasa terima kasihnya atas "kesediaan Trump untuk mendukung Ukraina" dan memuji kuatnya hubungan mereka.
Ini bukan pertama kalinya Trump mengungkapkan kekecewaannya terhadap Putin atas krisis Ukraina, kendati dia mengklaim bahwa dirinya memiliki hubungan yang baik dengan pemimpin Rusia tersebut. Pada awal Juli, setelah melakukan percakapan telepon dengan Putin, Trump mengatakan kepada awak media, "Saya tidak membuat kemajuan sama sekali dengan dirinya hari ini," sembari menambahkan, "Saya tidak senang dengan hal itu."
Trump, yang dalam kampanyenya berjanji akan
mengakhiri konflik di Ukraina dalam waktu 24 jam, telah mengadakan beberapa pembicaraan dengan Putin sejak menjabat sebagai presiden AS. Namun hingga kini, upayanya untuk menekan pemimpin Rusia tersebut belum membuahkan kesepakatan gencatan senjata.
Laporan: Redaksi