BI mencatat ekonomi triwulan I, 2025, tumbuh sebesar 4,87 persen (year on year/yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 5,02 persen (yoy).
Jakarta (Indonesia Window) – Ekonomi triwulan I, 2025, tumbuh sebesar 4,87 persen (year on year/yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 5,02 persen (yoy), menurut data
Badan Pusat Statistik (BPS) seperti dikutip oleh
Bank Indonesia (BI).
Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi domestik dan kinerja ekspor, kata Direktur Eksekutif Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Indonesia Window pada Selasa.
Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2025 diprakirakan sedikit di bawah titik tengah kisaran 4,7-5,5 persen (yoy) yang disebabkan oleh dampak langsung dan tidak langsung kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).
Pada 2 April 2025, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi mengenakan tarif resiprokal kepada Indonesia sebesar 32 persen dari basis tarif sebesar 10 persen yang diterapkan AS kepada semua negara dan tarif yang dikenakan AS saat ini.
Dari sisi pengeluaran, Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan I 2025 ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,89 persen (yoy) seiring dengan aktivitas perekonomian dan mobilitas masyarakat yang meningkat selama periode libur tahun baru dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri.
Investasi tumbuh sebesar 2,12 persen (yoy) sejalan dengan realisasi penanaman modal yang tumbuh positif.
Konsumsi Pemerintah terkontraksi sebesar 1,38 persen (yoy) sejalan dengan normalisasi belanja Pemerintah dibandingkan dengan belanja triwulan I 2024 yang tercatat tinggi untuk pelaksanaan Pemilu.
Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh positif sebesar 3,07 persen (yoy).
Sementara itu, ekspor tumbuh sebesar 6,78 persen (yoy) ditopang oleh permintaan mitra dagang utama, serta ekspor jasa yang tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara.
Dari sisi Lapangan Usaha (LU), PDB triwulan I 2025 dipengaruhi oleh LU Industri Pengolahan dan LU Perdagangan, serta LU Transportasi dan Pergudangan didukung permintaan domestik pada momen Ramadhan dan Idul Fitri, serta peningkatan permintaan eksternal.
LU Pertanian juga tumbuh didukung oleh panen raya padi dan jagung. Sementara itu, dari sisi spasial, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 secara tahunan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), diikuti Jawa, Sumatera, Kalimantan, serta Bali dan Nusa Tenggara (Balinusra).
Laporan: Redaksi