Crisis Communication Management LSPR menerapkan komunikasi persuasif dengan aparat pemerintahan 27 desa di Bali saat menghadapi ancaman letusan Gunung Agung.
Jakarta (Indonesia Window) – Saat tantangan global memberikan banyak peluang bagi warga dunia untuk tumbuh dan berkembang, lingkungan hidup tak luput dari ancaman kerusakan dan kepunahan.
“Kepemimpinan yang kuat akan membentuk masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang. Topik ini penting untuk kita pelajari dan pahami agar tercapai keberlanjutan lingkungan,” ujar ujar
founder dan CEO Institut Komunikasi dan Bisnis London School of Public Relations (
LSPR), Dr. (H.C) Prita Kemal Gani, dalam sambutan di acara Sustainability and Public Relations Summit (SPRS) 2025, di Jakarta, Kamis.
SPRS 2025 merupakan perhelatan nasional yang memadukan kekuatan dunia akademik dan industri guna memperkuat peran komunikasi dalam
pembangunan berkelanjutan.
Mengusung tema ‘Reimagining Sustainability: Game-Changing Public Relations Leadership’, acara yang telah diselenggarakan kedua kalinya tersebut, menekankan peran strategis praktisi komunikasi dalam mendorong transformasi keberlanjutan di tengah tantangan.
“Ahli komunikasi adalah
agents of change. Mereka membentuk kesadaran masyarakat, membangun narasi, dan memastikan keberlanjutan di lingkungannya,” ucap Dr. (H.C) Prita, seraya menekankan bahwa kolaborasi dan kerja sama adalah strategi dalam membentuk masa depan yang berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, dia menguraikan pengalaman tim Crisis Communication Management LSPR yang bekerja sama dengan para perangkat pemerintahan 27 desa di Bali saat menghadapi ancaman letusan Gunung Agung.
“Saat tanda-tanda erupsi Gunung Agung sudah tampak, pemerintah meminta warga di 27 desa yang berada di sekitar gunung berapi tersebut untuk segera pindah ke
shelter yang telah disediakan. Namun, warga setempat tidak langsung menanggapinya. Padahal, jika ini dilakukan sedari awal sebelum gunung benar-benar meletus, justru akan banyak harta benda yang bisa diselamatkan, bahkan nyawa manusia,” terangnya.
Dia melanjutkan, “Di sinilah peran ketua Crisis Management LSPR Bali. Dengan timnya, mereka melakukan komunikasi persuasif dengan aparat desa untuk bersegera pindah ke tempat yang aman.”
“Akhirnya, sangat sedikit dampak bencana yang dialami oleh warga,” tutur Dr. (H.C) Prita.
Keberhasilan LSPR dalam manajemen krisis tersebut telah didokumentasikan menjadi sebuah buku yang akan dipresentasikan di Busan, Korea Selatan.
Tak hanya itu, prestasi LSPR dalam bidang komunikasi yang inovatif juga telah menempatkan institusi pendidikan tinggi ini di peringkat pertama dunia dalam bidang komunikasi dan manajemen krisis oleh The World University Ranking for Innovation (WURI).
Chief of Corporate Affairs Astra, Boy Kelana Soebroto, menyampaikan sambutan di acara Sustainability and Public Relations Summit (SPRS) 2025, di Jakarta, Kamis (31/7/2025). (LSPR)
Bukti nyata dari peran komunikasi yang membuahkan keberlanjutan lingkungan disampaikan oleh Chief of Corporate Affairs Astra, Boy Kelana Soebroto, dalam sambutan pembuka pada kesempatan yang sama.
"Pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat menjadi komitmen Astra dalam setiap usahanya, dengan upaya pengurangan emisi karbon dan penggunaan sumber-sumber energi terbarukan dalam produksi, serta menerapkan inklusivitas," ucap Chief of Corporate Affairs Astra, Boy Kelana Soebroto, dalam sambutan pembuka di acara LSPR Sustainability and Public Relations Summit 2025 di Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut Boy menguraikan sejauh ini upaya Astra dalam keberlanjutan lingkungan dan masyarakat telah mengurangi 17,41 persen emisi karbon, sementara 44 persen dari total energi yang digunakan oleh perusahaan ini berasal dari sumber energi terbarukan.
"Astra juga memberikan apresiasi kepada masyarakat yang telah berkontribusi untuk mendukung terciptanya kehidupan berkelanjutan melalui bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan dan Teknologi, serta satu Kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut, melalui SATU Indonesia Awards,” urainya.
Dia menggarisbawahi, keberlanjutan dalam upaya melestarikan lingkungan membutuhkan peran
public relations (PR).
“Peran PR adalah menjaga narasi untuk membentuk persepsi. Narasi yang kuat dibuat berdasarkan bukti dan data, sehingga
sustainability bisa tercapai,” ujar Ketua Umum Perhumas (Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia) itu.
Suasana Sustainability and Public Relations Summit (SPRS) 2025, di Jakarta, Kamis (31/7/2025). (LSPR)
SPRS 2025 diharapkan menjadi katalisator dalam menciptakan ekosistem komunikasi yang mendorong lahirnya program yang berdampak dari pemimpin PR dan korporasi untuk menjawab tantangan dan kebutuhan global.
Laporan: Redaksi