Data OSINT amatir yang dibagikan oleh pengguna media sosial dalam platform-platform virtual, terutama X, telah digunakan oleh Amerika Serikat untuk menyerang fasilitas-fasilitas sipil di Yaman, yang secara keliru mengidentifikasinya sebagai target militer.
Aden, Yaman (Xinhua/Indonesia Window) – Pemilihan target yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dalam
serangan udara baru-baru ini di Yaman, yang didasarkan pada sumber-sumber yang tidak dapat diandalkan, "menimbulkan kekhawatiran serius perihal praktik intelijen," ungkap seorang analis keamanan Yaman kepada Xinhua belum lama ini.
"Kendati intelijen sumber terbuka (
open-source intelligence/OSINT) profesional dapat memberikan masukan yang berharga, analisis amatir tanpa verifikasi yang memadai menimbulkan risiko signifikan saat digunakan untuk operasi militer," tutur analis yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Analis tersebut mengomentari sebuah laporan yang dipublikasikan oleh media Iran Press TV pada Rabu (30/4), yang mengatakan bahwa militer AS telah menggunakan data OSINT amatir yang dibagikan oleh pengguna media sosial dalam platform-platform virtual, terutama X, untuk menyerang fasilitas-fasilitas sipil di Yaman, yang secara keliru mengidentifikasinya sebagai target militer.
Foto hasil tangkapan layar video ini menunjukkan seorang pria yang terluka sedang menunggu untuk diselamatkan di sebuah pusat detensi di Provinsi Saada, Yaman, pada 28 April 2025. (Xinhua/Pusat Media Houthi)
"Menyusul serangan AS pada Senin (28/4) di dekat ibu kota Yaman yang menewaskan delapan warga sipil, muncul unggahan-unggahan media sosial yang menyatakan bahwa Komando Pusat (Central Command/CENTCOM) AS mengandalkan penaksiran yang meragukan untuk memilih target di Yaman," urai laporan tersebut.
CENTCOM belum memberikan komentar perihal metode pengumpulan data intelijen spesifik yang digunakan dalam operasinya di Yaman.
Seorang penyelidik mengumpulkan bukti di antara reruntuhan pusat migran yang hancur akibat serangan udara Amerika Serikat di Provinsi Saada, Yaman, pada 28 April 2025. (Xinhua/Mohammed Mohammed)
Pada 15 Maret, AS kembali melancarkan serangan udara terhadap berbagai posisi Houthi di Yaman, yang menurut AS dimaksudkan untuk menekan Houthi agar tidak menyerang kapal-kapal Israel dan AS di laut Merah dan Arab.
Laporan: Redaksi