Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) telah menyampaikan bahwa negosiasi gencatan senjata dengan Israel akan ditangguhkan jika Israel menyerang Kota Rafah di Jalur Gaza selatan.
Gaza, Palestina (Xinhua) – Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) pada Rabu (1/5) menyampaikan bahwa negosiasi gencatan senjata dengan Israel akan ditangguhkan jika Israel menyerang
Kota Rafah di Jalur Gaza selatan.
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV al-Manar yang berbasis di Lebanon, Osama Hamdan, seorang pejabat senior Hamas, mengatakan bahwa Hamas akan menghentikan semua negosiasi tidak langsung dengan Israel jika Israel melancarkan
operasi militer terhadap Rafah.
Anak-anak bermain di antara reruntuhan rumah yang hancur di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 30 April 2024. Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 34.535 orang, seperti diungkapkan otoritas kesehatan yang dikelola Hamas dalam sebuah pernyataan pers pada Selasa (30/4). (Xinhua/Rizek Abdeljawad)
Menuding Israel berupaya "memeras semua pihak lewat ancamannya untuk menyerang Rafah," pejabat Hamas tersebut menekankan bahwa "gerakan perlawanan (Hamas) masih memiliki kekuatan untuk membela rakyat kami."
Hamdan menyatakan bahwa pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan sayap militer Hamas Brigade Al-Qassam tetap menjalin kontak dengan faksi politik Hamas, serta telah mengantongi informasi perihal situasi yang sedang berlangsung di lapangan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuturkan bahwa Israel akan memasuki Rafah dan menumpas batalion-batalion Hamas "dengan atau tanpa" kesepakatan dengan Hamas.
Laporan: Redaksi