Israel menolak proposal Hamas untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata komprehensif di Gaza guna mengakhiri perang, dengan menyatakan bahwa militernya akan terus mempersiapkan serangan besar-besaran terhadap Gaza City.
Gaza/Yerusalem, Palestina (Xinhua/Indonesia Window) – Israel pada Rabu (3/9) menolak proposal Hamas untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata komprehensif di Gaza guna mengakhiri perang, dengan menyatakan bahwa militernya akan terus mempersiapkan serangan besar-besaran terhadap Gaza City.
Dalam sebuah pernyataan pers yang dirilis pada Rabu (3/9), Hamas menegaskan kembali kesediaannya untuk mencapai "kesepakatan komprehensif" dengan para sandera Israel di Gaza akan dibebaskan sebagai imbalan atas pembebasan sejumlah tahanan Palestina yang ditahan di Israel sesuai kesepakatan.
Menurut Hamas, kesepakatan tersebut juga akan mencakup gencatan senjata permanen, penarikan pasukan Israel dari Gaza, pembukaan kembali perlintasan perbatasan untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dan pasokan esensial, serta dimulainya rekonstruksi.
Hamas juga menyatakan dukungan untuk pembentukan administrasi nasional independen yang terdiri dari kalangan teknokrat untuk segera mengambil alih tanggung jawab dalam mengelola urusan sipil di Gaza.
Menanggapi hal itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak pernyataan tersebut dan menganggapnya sebagai "manipulasi."
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, Netanyahu mengatakan Israel akan setuju untuk mengakhiri perang hanya jika Hamas menerima kendali keamanan penuh Israel atas Jalur Gaza, demiliterisasi Hamas dan Gaza, pembentukan administrasi non-Palestina, serta pembebasan semua sandera.
Israel Katz, menteri pertahanan Israel, juga menolak proposal Hamas, dengan mengatakan
militer terus melakukan persiapan "dengan kekuatan penuh" untuk merebut Gaza City.
Katz memperingatkan bahwa Hamas akan "segera menyadari bahwa mereka harus memilih antara dua opsi: menerima persyaratan Israel untuk mengakhiri perang, yang utama dan terpenting pembebasan semua sandera dan pelucutan senjata, atau menyaksikan Gaza mengalami nasib serupa dengan Rafah dan Beit Hanoun."
Setelah Hamas menerima proposal yang dimediasi oleh Qatar bulan lalu, Israel tidak memberikan tanggapan maupun mengajukan proposal tersebut untuk persetujuan kabinet. Pekan lalu, Netanyahu menyebutkan Israel akan mempertimbangkan kesepakatan komprehensif, namun dia juga mengindikasikan kesepakatan semacam itu tidak dapat difinalisasi dalam waktu dekat.
Serangan Israel yang berlangsung hampir dua tahun telah membuat daerah kantong Palestina dalam kondisi porak-poranda dan menyebabkan kelaparan massal. Menurut otoritas kesehatan di Gaza, sedikitnya 63.746 orang tewas akibat serangan udara dan tembakan yang dilancarkan Israel sejak Oktober 2023.
Laporan: Redaksi