Israel siap untuk bernegosiasi mengenai gencatan senjata permanen di Gaza selama periode gencatan senjata 60 hari yang diusulkan, tetapi hanya jika wilayah tersebut didemiliterisasi sepenuhnya.
Yerusalem, Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis (10/7) mengatakan bahwa Israel siap untuk
bernegosiasi mengenai gencatan senjata permanen di Gaza selama periode gencatan senjata 60 hari yang diusulkan, tetapi hanya jika wilayah tersebut didemiliterisasi sepenuhnya.
"Pada awal gencatan senjata, kami akan memulai negosiasi untuk mengakhiri perang secara permanen, yaitu gencatan senjata permanen," kata Netanyahu dalam pesan video dari Washington, tempat dia sedang berkunjung.
"Untuk mencapai hal itu, maka harus dilakukan berdasarkan syarat-syarat dasar yang telah kami tetapkan: Hamas harus menyerahkan senjatanya, Gaza harus didemiliterisasi, dan Hamas tidak boleh lagi memiliki kemampuan pemerintahan atau militer," ujarnya.
Sebuah ambulans terlihat di dekat lokasi serangan udara Israel di Gaza City pada 27 Juni 2025. (Xinhua/Mahmoud Zaki)
Delegasi Israel dan Hamas tiba di Doha, Qatar, pada Ahad (6/7) untuk bernegosiasi mengenai
gencatan senjata sementara, menyusul serangan mematikan yang dipimpin Hamas pada Oktober 2023. Serangan militer Israel selanjutnya menghancurkan wilayah tersebut, menewaskan lebih dari 57.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan Gaza.
Foto yang dirilis oleh Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) pada 1 Juni 2025 ini menunjukkan pasukan Israel yang beroperasi di Jalur Gaza. Sedikitnya 31 warga Palestina tewas pada 1 Juni 2025 akibat tembakan Israel di dekat sebuah pusat bantuan kemanusiaan di Gaza selatan, menurut sumber-sumber Palestina. (Xinhua/Pasukan Pertahanan Israel)
Menurut Netanyahu, proposal kesepakatan yang diajukan oleh utusan Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mencakup gencatan senjata selama 60 hari yang juga akan memastikan pembebasan 10 sandera yang masih hidup serta beberapa yang telah meninggal. Sekitar 50 sandera masih ditahan di Gaza, dengan sekitar 20 di antaranya diyakini Israel masih hidup.
Laporan: Redaksi