Kerja sama sektor kesehatan antara Indonesia dan China diharapkan mendorong pendirian pusat kerja sama multilateral untuk penyakit menular, meluncurkan program pelatihan talenta bersama, serta memajukan penelitian kolaboratif terkait penyakit menular dan tropis.
Haikou, China (Xinhua/Indonesia Window) – Sejumlah lembaga China dan Indonesia memperluas kerja sama dalam sektor kesehatan saat para pakar dan pejabat asal Asia Tenggara bertemu di Provinsi Hainan, China selatan, untuk menjalin dialog yang bertujuan memperkuat kolaborasi kesehatan Sabuk dan Jalur Sutra.
Acara yang bertajuk ‘Kerja Sama Kesehatan di Sepanjang Sabuk dan Jalur Sutra: Dialog ASEAN-Hainan’ (Health Cooperation Along the Belt and Road: The ASEAN-Hainan Dialogue) itu belum lama ini diselenggarakan di Kawasan Percontohan Wisata Medis Internasional Boao Lecheng.
Para perwakilan dari badan pemerintah, lembaga medis, dan kalangan akademisi dari Indonesia, Vietnam, Malaysia, serta sejumlah negara lainnya bertukar pandangan mengenai
pengembangan talenta medis internasional, inovasi biomedis, serta mekanisme regional untuk pencegahan dan pengendalian penyakit menular bersama.
Dalam pertemuan itu, Pusat Medis Internasional Hainan di Fakultas Kedokteran Universitas Jiao Tong Shanghai (Hainan International Medical Center of Shanghai Jiao Tong University School of Medicine) menandatangani
letter of intent dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) dan Vinmec Healthcare System Vietnam, menandai kemajuan baru dalam kerja sama kesehatan China-ASEAN.
Berdasarkan kesepakatan itu, sejumlah lembaga China dan Indonesia akan bersama-sama mendorong pendirian pusat kerja sama multilateral untuk penyakit menular, meluncurkan program pelatihan talenta bersama, serta memajukan penelitian kolaboratif terkait penyakit menular dan tropis.
Wiku Bakti Bawono Adisasmito, profesor di
Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, menyoroti pengaruh China yang semakin meningkat dalam tata kelola kesehatan masyarakat regional. "Kami memboyong para pejabat, akademisi, dan perwakilan perusahaan farmasi ke Boao Lecheng untuk mempelajari reformasi medis China dan pengalaman maju negara itu dalam pencegahan serta pengendalian penyakit menular," ujarnya.
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan perusahaan dan lembaga setempat untuk menghadirkan obat-obatan, peralatan, dan teknologi mutakhir ke Indonesia, atau mendukung lokalisasinya melalui alih teknologi, sehingga dapat berkontribusi terhadap pengembangan sektor kesehatan di Indonesia," imbuhnya.
Didirikan pada 2013, Kawasan Percontohan Wisata Medis Internasional Boao Lecheng berfungsi sebagai area perintis bagi keterbukaan sektor medis China. Kawasan percontohan tersebut telah menjalin hubungan erat dengan lebih dari 180 perusahaan farmasi dan perangkat medis dari 20 lebih negara dan kawasan.
Hingga saat ini, sebanyak 477 obat dan perangkat medis dengan akses khusus telah dihadirkan, mencakup 28 disiplin ilmu klinis, termasuk onkologi, oftalmologi, kardiologi, rehabilitasi, estetika medis, dan diagnostik, yang telah memberikan manfaat kepada lebih dari 120.000 pasien.
Laporan: Redaksi