Komisaris HAM PBB menyerukan tindakan segera untuk menghentikan penderitaan di Rafah, dan menyerukan investigasi independen terhadap laporan kuburan massal dan penghancuran fasilitas medis.
Jenewa, Swiss (Xinhua) – Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Volker Turk mengutuk keras serangan Israel baru-baru ini di Rafah yang mengakibatkan tewasnya banyak wanita dan anak-anak.
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (23/4), Turk juga memperingatkan agar tidak melakukan serangan besar-besaran ke wilayah yang dihuni lebih dari 1,2 juta warga sipil, mengatakan bahwa hal tersebut akan melanggar
hukum kemanusiaan dan HAM internasional, yang kemungkinan berujung pada terjadinya lebih banyak kekejaman.
Anak-anak terlihat di sebuah kamp di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 5 April 2024. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)
Pada Maret lalu, Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera, ujarnya menekankan.
Selain itu, dia menggarisbawahi perlunya solidaritas global untuk melindungi warga sipil di Rafah, seraya menceritakan tragedi baru-baru ini seperti bayi prematur yang dilahirkan dari seorang ibu yang terluka parah akibat
serangan udara serta kematian banyak anak dan wanita dalam berbagai serangan terpisah.
Seorang wanita Palestina mengunjungi kompleks pemakaman massal untuk warga yang tewas dalam konflik Israel-Hamas di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 10 April 2024. Kementerian Kesehatan di Gaza pada Rabu (10/4) mengatakan bahwa jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel yang masih berlangsung bertambah menjadi 33.482. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)
Komisaris HAM PBB itu menyerukan tindakan segera untuk menghentikan penderitaan ini, menyerukan investigasi independen terhadap laporan kuburan massal dan penghancuran fasilitas medis. Dia menekankan kebutuhan mendesak untuk gencatan senjata, pembebasan sandera, dan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.
Laporan: Redaksi