Momentum pertumbuhan akan melambat dalam beberapa bulan mendatang mengingat stok barang yang terisi penuh dan kenaikan tarif mulai membebani permintaan impor.
Jenewa, Swiss (Xinhua/Indonesia Window) – Volume perdagangan barang global membukukan pertumbuhan yang kuat pada kuartal pertama (Q1) 2025, tetapi laju pertumbuhannya diperkirakan akan melambat dalam beberapa bulan mendatang tahun ini, papar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada Selasa (15/7).
Menurut data terbaru yang dirilis oleh WTO, volume
perdagangan barang dunia naik 3,6 persen secara kuartalan (quarter on quarter) dan naik 5,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Q1, sebagian besar didorong oleh lonjakan impor di Amerika Utara sebagai antisipasi tarif yang lebih tinggi di Amerika Serikat.
Namun, para ekonom WTO memperkirakan momentum pertumbuhan akan melambat dalam beberapa bulan mendatang mengingat stok barang yang terisi penuh dan kenaikan tarif mulai membebani permintaan impor.
Dalam laporan Proyeksi dan Statistik Perdagangan Global (
Global Trade Outlook and Statistics) yang dirilis pada April, WTO memperkirakan penurunan 0,2 persen dalam volume perdagangan barang global untuk tahun 2025, memperingatkan risiko penurunan serius yang berasal dari pemberlakuan kembali "tarif resiprokal" AS dan limpahan (spillover) dari ketidakpastian kebijakan perdagangan.
Foto yang diabadikan di Pelabuhan Vancouver ini menunjukkan tumpukan peti kemas kargo di terminal peti kemas Centerm, Vancouver, Kanada, pada 5 Juni 2025. (Xinhua/Liang Sen)
Data pada Selasa menunjukkan perbedaan regional yang mencolok dalam kinerja perdagangan pada Q1, terutama dalam hal impor. Amerika Utara mencatat pertumbuhan impor secara kuartalan terkuat di antara kawasan mana pun dengan 13,4 persen, diikuti oleh Afrika dengan 5,1 persen, kata WTO.
Dalam hal ekspor, Timur Tengah memimpin dengan pertumbuhan 6,3 persen secara kuartalan, diikuti oleh Asia dengan 5,6 persen.
Dalam hal kategori produk, perdagangan peralatan kantor dan telekomunikasi mencatatkan pertumbuhan (yoy) tertinggi sebesar 16 persen, diikuti oleh bahan kimia sebesar 12 persen, dan pakaian sebesar 7 persen. Sebaliknya, perdagangan produk otomotif, bahan bakar dan produk pertambangan, serta besi dan baja mengalami penurunan.
Gedung Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terlihat di Jenewa, Swiss, pada 5 April 2023. (Xinhua/Lian Yi)
WTO juga mencatat tanda-tanda perlambatan aktivitas impor pada Q2. Sementara impor AS melonjak 25 persen (yoy) pada Q1, pertumbuhan melambat signifikan menjadi hanya 1 persen dalam dua bulan pertama Q2.
Laporan: Redaksi