Operasi darat Israel akan menargetkan Gaza City, kamp-kamp pengungsi di Gaza tengah, dan Al Mawasi, sebuah daerah di bagian selatan yang telah ditetapkan Israel sebagai ‘zona kemanusiaan’, tempat para pengungsi Palestina tinggal di tenda-tenda darurat.
Yerusalem, Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Ahad (10/8) mengatakan bahwa militernya telah diperintahkan untuk memasuki "tahap penentuan" perang di Gaza, dengan tujuan merebut benteng pertahanan Hamas yang tersisa di Gaza City, kamp-kamp pengungsi di Gaza tengah, dan daerah selatan Al Mawasi.
Dia melontarkan pernyataan tersebut dalam konferensi pers di tengah semakin banyaknya kritik dari berbagai belahan dunia maupun di dalam Israel terkait keputusan kabinet keamanan pada Kamis (7/8) untuk
mengambil alih Gaza City.Menurut data yang disampaikan oleh Netanyahu, sejak Israel kembali melancarkan serangan di Jalur Gaza pada Maret lalu, militernya telah menguasai sekitar 70 persen wilayah Gaza.
Dia menyebutkan bahwa menyusul keputusan kabinet keamanan, pihak militer diperintahkan untuk memulai operasi di Gaza City.
Peta yang dipresentasikannya menunjukkan bahwa operasi darat akan menargetkan
Gaza City, kamp-kamp pengungsi di Gaza tengah, dan Al Mawasi, sebuah daerah di bagian selatan yang telah ditetapkan Israel sebagai ‘zona kemanusiaan’, tempat para pengungsi Palestina tinggal di tenda-tenda darurat.
Netanyahu mengatakan warga sipil akan diperbolehkan untuk meninggalkan zona pertempuran melalui koridor yang telah ditentukan sebelum operasi dimulai, tanpa menyebutkan tanggal pelaksanaannya.
Dia menuduh Hamas menetapkan "persyaratan mustahil" sehingga menghambat perundingan yang dimediasi oleh Qatar. Persyaratan tersebut meliputi penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza, pembebasan para pejuang Nukhba Hamas dari penjara Israel, dan jaminan internasional untuk mencegah Israel melanjutkan serangan, ujarnya.
"Tuntutan mereka ini adalah syarat-syarat penyerahan diri yang jelas tidak akan saya setujui," katanya. "Oleh karena itu, saya yakin bahwa satu-satunya cara untuk maju adalah dengan secara tegas mengalahkan Hamas."
Netanyahu menyebutkan bahwa kabinet keamanan Israel sepakat perang hanya akan berakhir jika lima syarat terpenuhi, yaitu pelucutan senjata Hamas, pembebasan para sandera, demiliterisasi Gaza, pengendalian keamanan Israel atas wilayah kantong tersebut, dan penunjukan sebuah badan sipil non-Israel untuk mengelola kehidupan sehari-hari di Gaza, yang menurutnya tidak akan dipimpin oleh Hamas atau Otoritas Palestina yang diakui secara internasional.
Kemudian, kantor PM Israel menyampaikan bahwa Netanyahu telah berbicara melalui telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Keduanya "membahas rencana Israel untuk mengambil alih benteng pertahanan Hamas yang tersisa di Gaza guna mengakhiri perang dengan membebaskan para sandera dan mengalahkan Hamas."
Netanyahu juga berterima kasih kepada Trump atas "dukungan kuatnya terhadap Israel sejak awal perang," sebut kantor PM itu dalam sebuah pernyataan.
Pada Ahad yang sama, sedikitnya lima orang tewas akibat kelaparan dan malnutrisi, menurut otoritas kesehatan di Gaza. Jumlah korban tewas di Gaza akibat operasi militer Israel sejak perang dimulai telah bertambah menjadi setidaknya 61.430 orang.
Laporan: Redaksi