Pengedar narkoba di Karibia menjadi sasaran Amerika Serikat menyerang kawasan tersebut, dengan belasan kapal perang, termasuk USS Gerald R. Ford, sebuah kapal induk pesawat tempur utama, dan sekitar 15.000 tentara dikerahkan ke Laut Karibia.
Washington, 3 Amerika Serikat (Xinhua/Indonesia Window) – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam sebuah rapat kabinet di Gedung Putih pada Selasa (2/12) mengatakan bahwa pemerintahannya akan "segera" memulai
serangan darat terhadap pengedar narkoba di Karibia.
"Kami akan mulai melancarkan serangan-serangan itu di darat. Di darat jauh lebih mudah. Itu jauh lebih mudah, dan kami tahu rute yang mereka ambil," ujar Trump dalam rapat tersebut. "Kami akan segera memulainya."
Dalam pidato Thanksgiving-nya di hadapan angkatan bersenjata AS pada Kamis (27/11) malam waktu setempat, Trump mengucapkan terima kasih kepada Wing Pengebom ke-7 Angkatan Udara AS atas upaya mereka dalam "menghalangi pengedar narkoba Venezuela." Trump juga mengumumkan, "Sekitar 85 persen telah dihentikan melalui laut ... dan kami akan mulai menghentikan mereka melalui darat."
"Selain itu, di darat lebih mudah, dan itu akan segera dimulai," ujar Trump dari kediamannya di Mar-a-Lago.
Sejak 2 September, Pentagon telah melakukan setidaknya 21 serangan yang diketahui terhadap kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba di Karibia dan Samudra Pasifik bagian timur, menewaskan setidaknya 83 orang di kapal-kapal tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, Washington telah mengerahkan belasan kapal perang, termasuk
USS Gerald R. Ford, sebuah kapal induk pesawat tempur utama, dan sekitar 15.000 tentara ke Laut Karibia, yang sebagian besar garis pantainya berada di Venezuela. Kehadiran militer AS sebesar ini belum pernah terjadi di kawasan tersebut setidaknya dalam tiga dasawarsa terakhir.
Kalangan kritikus, termasuk sejumlah anggota parlemen di Gedung Capitol AS, mempertanyakan apakah pemberantasan narkoba memang merupakan satu-satunya motif AS dan legalitas atas serangan militer AS di Karibia selama berbulan-bulan.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah membantah terlibat dalam perdagangan narkoba dan menuduh AS "merekayasa" perang yang ditujukan untuk menggulingkan pemerintahannya di Venezuela.
Laporan: Redaksi