PLTA Batang Toru di Sumatra Utara merupakan proyek energi utama di wilayah tersebut. Saat banjir melanda, sekitar 400 tenaga kerja asal China dan negara lain terjebak di lokasi, mengalami kelangkaan pasokan, listrik, dan komunikasi.
Jakarta (Xinhua/Indonesia Window) – Sejumlah daerah di Sumatra beberapa waktu lalu dilanda hujan lebat yang berlangsung terus-menerus, memicu banjir dan tanah longsor yang meluas. Bencana ini berdampak pada provinsi Sumatra Utara (Sumut), Sumatra Barat (Sumbar), dan Aceh, mengakibatkan
korban jiwa serta kerugian material yang signifikan. Infrastruktur mengalami kerusakan berat, mengganggu transportasi, listrik, dan komunikasi, sehingga menghadirkan tantangan besar dalam operasi penyelamatan.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Sumut merupakan proyek energi utama di wilayah tersebut. Saat banjir melanda, sekitar 400 tenaga kerja asal China dan negara lain terjebak di lokasi, mengalami kelangkaan pasokan, listrik, dan komunikasi. PLTA ini bergantung pada generator diesel sebagai sumber daya utama, namun persediaan bahan bakar hampir habis. Tanpa suplai yang cepat, penghentian operasi berisiko mengancam keselamatan personel di lokasi.
Menanggapi permintaan mendesak dari Konsul Jenderal China di Medan dan Kamar Dagang China Indonesia, China National Petroleum Corporation (
CNPC) Indonesia segera mengaktifkan langkah darurat. Meski menghadapi keterbatasan solar secara internal, perusahaan ini dengan sigap mengalokasikan 12.000 liter solar cadangan senilai sekitar 10.000 dolar AS dari lokasi pangkalan minyak, berkomitmen memberikan bantuan cepat kepada daerah terdampak.
*1 dolar AS = 16.688 rupiah
Pada Rabu (3/12) dini hari, konvoi bermuatan solar berangkat dari pangkalan CNPC Indonesia di Geraigai menuju utara. Sepanjang perjalanan, tim menghadapi berbagai rintangan berat, termasuk jalan putus, tanah longsor, dan banjir yang dalam, namun mereka tetap mempertahankan kecepatan dan tekad untuk sampai ke tujuan. Setelah menempuh jarak 1.254 kilometer selama 57,5 jam nonstop, konvoi akhirnya tiba di PLTA Batang Toru pada Jumat (5/12) pukul 16.27 WIB, membawa pasokan bahan bakar krusial untuk menjaga kelangsungan operasi generator dan memenuhi kebutuhan dasar para personel yang terisolasi akibat bencana.
Bantuan darurat ini secara efektif mengatasi krisis bahan bakar di PLTA itu dan memberikan kontribusi penting dalam menstabilkan infrastruktur vital di wilayah terdampak bencana. Selain itu, CNPC Indonesia secara aktif merespons seruan Kamar Dagang China Indonesia dengan mendonasikan 100 juta rupiah untuk mendukung percepatan upaya penanggulangan bencana yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat setempat.
CNPC Indonesia menyatakan akan terus memantau situasi bencana dengan saksama, menjaga komunikasi dan sinergi dengan pemerintah daerah, mitra, serta komunitas, dan menjalankan tanggung jawab sosialnya secara menyeluruh sebagai lembaga pusat badan usaha milik negara China di luar negeri, memberikan kontribusi nyata bagi pemulihan dan rekonstruksi pascabencana di Indonesia.
Laporan: Redaksi