Presiden Venezuela memutuskan untuk mengerahkan 4,5 juta milisi sipil di seluruh negeri guna merespons ancaman perang dari Amerika Serikat terhadap negaranya.
Caracas, Venezuela (Xinhua/Indonesia Window) – Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Senin (18/8) mengatakan dirinya memutuskan untuk mengerahkan 4,5 juta milisi sipil di seluruh negeri guna merespons
ancaman perang dari Amerika Serikat (AS) terhadap negaranya.
Berbicara dalam sebuah pertemuan dengan para gubernur dan wali kota dari koalisi pemerintahannya, Maduro mengumumkan serangkaian rencana untuk memperkuat milisi di daerah pedesaan dan perkotaan, serta membentuk kelompok tempur di pabrik-pabrik dan tempat kerja.
Dia menggambarkan langkah tersebut sebagai "sinergi sempurna antara rakyat, polisi, dan angkatan bersenjata" untuk menjamin perdamaian dan kedaulatan negara, seraya mengungkapkan "rakyat siap menghadapi serangan apa pun."
Pengumuman Maduro tersebut disampaikan menyusul pernyataan Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino Lopez yang menuding Washington berupaya membenarkan
tindakan militer di Karibia dengan dalih memerangi perdagangan narkoba.
Pada awal bulan ini, Jaksa Agung AS Pamela Bondi menawarkan hadiah sebesar 50 juta dolar AS untuk informasi yang dapat membantu penangkapan Maduro. Bondi menuduh Maduro memiliki keterkaitan dengan perdagangan narkoba internasional.
*1 dolar AS = 16.162 rupiah
Maduro sendiri telah membantah tuduhan tersebut.
Milisi Venezuela, yang dibentuk pada tahun 2005 oleh mendiang Presiden Hugo Chávez dan secara resmi didirikan pada tahun 2010, merupakan bagian dari Angkatan Bersenjata Nasional Bolivarian (FANB) dan memiliki visi 'penggabungan rakyat yang terorganisasi” untuk menjamin “pertahanan bangsa yang komprehensif.'
Laporan: Redaksi