Raksasa minyak Exxon Mobil dan Chevron membukukan penurunan pendapatan kuartal pertama (Q1) 2025, tertekan oleh margin penyulingan yang tipis, harga minyak yang lebih rendah, dan biaya yang meningkat.
New York City, Amerika Serikat (Xinhua/Indonesia Window) – Raksasa minyak
Exxon Mobil dan Chevron membukukan penurunan pendapatan kuartal pertama (Q1) 2025 pada Jumat (2/5), tertekan oleh margin penyulingan yang tipis, harga minyak yang lebih rendah, dan biaya yang meningkat.
"Prospek mereka meredup sejak akhir kuartal," lapor The Wall Street Journal mengenai perkembangan ini.
Harga minyak turun tajam menyusul
serangan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 2 April, menghadirkan ujian baru pada kemampuan perusahaan minyak besar AS dalam mempertahankan laba dan pembayaran kepada investor tetap tinggi, menurut laporan tersebut.
Selama bertahun-tahun pascapandemi, kedua perusahaan telah memangkas biaya hingga miliaran dolar AS demi meyakinkan investor bahwa mereka siap menghadapi penurunan harga minyak berikutnya.
Pekan ini, harga 1 barel minyak turun sekitar 17 persen dibandingkan sebelum pengumuman tarif AS. Sejak saat itu, investor telah menarik dana lebih dari 90 miliar dolar AS dari nilai pasar saham gabungan Exxon dan Chevron.
"Kami telah berhasil menghadapi berbagai siklus sebelumnya, dan kami akan bisa melaluinya lagi," kata Eimear Bonner, chief financial officer Chevron. Dia menuturkan bahwa sejauh ini Chevron tidak berencana keluar dari rencana investasinya dan meyakini tarif hanya akan menimbulkan dampak langsung yang kecil terhadap bisnis mereka.
Laporan: Redaksi