Sayap militer Hamas Brigade Al-Qassam dan sayap militer gerakan Jihad Islam Palestina Brigade Al-Quds mengumumkan bahwa militan mereka telah menggempur pasukan Israel di Rafah.
Gaza, Palestina (Xinhua) – Tank-tank Israel pada Selasa (14/5) bergerak menuju pusat Rafah, kota di ujung selatan Jalur Gaza, sementara puluhan ribu warga mengungsi untuk menghindari serangan darat Israel, lapor sumber lokal.
Sumber tersebut mengatakan kepada Xinhua bahwa tank-tank itu telah mencapai wilayah permukiman Al-Geneina dan bergerak menuju pusat kota "di tengah
gempuran tembakan senjata berat."
Setelah Rafah dihujani pengeboman udara dan artileri yang intensif malam sebelumnya, gerak maju tank-tank Israel ke daerah itu menandai perluasan operasi darat yang dimulai oleh militer Israel di wilayah timur Rafah beberapa hari lalu, imbuh sumber tersebut.
Dalam sebuah pernyataan pers gabungan, sayap militer Hamas Brigade Al-Qassam dan sayap militer gerakan Jihad Islam Palestina Brigade Al-Quds mengumumkan bahwa militan mereka telah menggempur pasukan Israel di Rafah.
Mereka mengklaim militan mereka telah "menghancurkan sebuah kendaraan pengangkut pasukan dengan sebuah granat di wilayah permukiman Al-Salam, sebelah timur Kota Rafah."
Asap mengepul pascaserangan Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 14 Mei 2024. Tank-tank Israel pada Selasa (14/5) bergerak menuju pusat kota Rafah, yang terletak di ujung selatan Jalur Gaza, saat puluhan ribu warga melarikan diri untuk menghindari serangan darat Israel, seperti dilaporkan sumber setempat. (Xinhua/Khaled Omar)
Dalam sebuah pernyataan terpisah, Brigade Al-Quds menambahkan bahwa mereka telah menggempur tentara dan kendaraan Israel di dekat perlintasan Rafah menggunakan peluru mortir.
Hampir 450.000 orang telah diungsikan secara paksa dari Rafah sejak 6 Mei, kata Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (
UNRWA) dalam sebuah pernyataan pada Selasa.
Pasukan Israel dikerahkan di dekat perlintasan Kerem Shalom di Israel selatan pada 8 Mei 2024. (Xinhua/Jamal Awad)
"Orang-orang terus-menerus mengalami kelelahan, kelaparan, dan ketakutan. Tidak ada tempat yang aman. Gencatan senjata secepatnya adalah satu-satunya harapan," imbuh pernyataan itu.
Laporan: Redaksi