Serangan Israel di Doha, ibu kota Qatar, menargetkan sebuah bangunan yang digunakan oleh para pejabat senior Hamas.
Doha, Qatar (Xinhua/Indonesia Window) – Perdana Menteri (PM) sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menyampaikan di Doha pada Selasa (9/9) bahwa Qatar akan mengadopsi pendekatan yang "komprehensif" untuk merespons serangan Israel di Doha sebelumnya pada hari yang sama dan mencegah serangan di masa mendatang.
Qatar berhak memberikan respons kepada Israel dan tidak akan menoleransi segala bentuk pelanggaran terhadap kedaulatannya, ujarnya dalam sebuah konferensi pers.
Negara itu juga membentuk sebuah tim yang dipimpin oleh Menteri Negara di Kementerian Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulaziz Al-Khulaifi untuk menempuh langkah hukum sebagai respons atas serangan Israel tersebut, urai sang PM.
Mediasi terkait gencatan senjata dan pertukaran tahanan di Gaza akan dilanjutkan, namun saat ini belum ada pembicaraan yang berlangsung pascaserangan Israel di Doha, tuturnya.
Sebelumnya pada Selasa, Israel melancarkan serangan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya di ibu kota Qatar tersebut, menargetkan sebuah bangunan yang digunakan oleh para pejabat senior Hamas. Otoritas Israel menyebut serangan itu sebagai upaya untuk membunuh para pemimpin kelompok tersebut yang "bertanggung jawab langsung atas pembantaian pada 7 Oktober."
Hamas kemudian mengatakan bahwa serangan itu dilancarkan saat delegasi mereka tengah membahas
proposal gencatan senjata baru yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Menurut Hamas, tim negosiasi berhasil selamat, namun enam orang lainnya tewas.
Kepada awak media, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan pemerintahan Trump mendapat informasi dari militer AS bahwa Israel melancarkan serangan terhadap sejumlah target Hamas di Doha, dan Trump "segera menginstruksikan Utusan Khusus Steve Witkoff untuk memberitahu Qatar terkait serangan yang akan terjadi tersebut."
Namun,
Qatar membantah menerima pemberitahuan sebelumnya, seraya menyebut klaim tersebut "tidak berdasar." Mereka mengecam serangan Israel sebagai "ancaman serius" bagi warga dan penduduk, pelanggaran terhadap kedaulatan, dan mengumumkan penangguhan negosiasi yang sedang berlangsung.
Serangan itu langsung menuai kecaman keras dari komunitas internasional, termasuk di antaranya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Liga Arab, Arab Saudi, Iran, Mesir, Yordania, dan Turkiye.
Laporan: Redaksi