Thailand akan mempertimbangkan gencatan senjata, tetapi hal itu harus didasarkan pada kondisi lapangan yang sesuai.
Bangkok, Thailand (Xinhua/Indonesia Window) – Thailand akan mempertimbangkan gencatan senjata, tetapi hal itu harus didasarkan pada
kondisi lapangan yang sesuai, demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Thailand pada Jumat (25/7).
Dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut menyatakan bahwa pemerintah Thailand ingin mengucapkan terima kasih kepada Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim atas tawaran gencatan senjata, "yang secara prinsip sepenuhnya disetujui oleh Thailand dan akan dipertimbangkan."
Namun, kementerian itu juga menegaskan bahwa pasukan Kamboja melanjutkan "serangan tanpa pandang bulu" mereka ke wilayah Thailand sepanjang hari pada Jumat tersebut.
"Setiap gencatan senjata harus didasarkan pada kondisi di lapangan yang sesuai. Thailand sangat mengutamakan keselamatan dan keamanan warga sipil, dan saat ini, tindakan Kamboja menunjukkan kurangnya iktikad baik serta terus membahayakan warga sipil," menurut pernyataan tersebut, seraya menambahkan bahwa pemerintah Thailand "memiliki kewajiban untuk melindungi kedaulatan dan rakyatnya secara maksimal."
Foto yang diabadikan pada 25 Juli 2025 ini menunjukkan suasana di Kementerian Luar Negeri Thailand di Bangkok, Thailand. (Xinhua/Sun Weitong)
Sebanyak 14 warga Thailand tewas dan 46 lainnya terluka dalam bentrokan militer di dekat perbatasan Thailand-Kamboja per Kamis (24/7) pukul 21.00 waktu setempat, menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand.
Wakil gubernur Provinsi Oddar Meanchey di Kamboja, Met Meas Pheakdey, mengatakan kepada Xinhua melalui telepon bahwa satu warga desa tewas dan lima lainnya terluka pada Kamis ketika pihak Thailand menembakkan peluru artileri ke wilayah Kamboja.
Situasi memanas setelah bentrokan yang dimulai pada Kamis pagi waktu setempat. Kedua pihak saling menyalahkan atas pelanggaran hukum internasional.
Laporan: Redaksi