Trump menandatangani perintah eksekutif yang menjamin keamanan Qatar, menegaskan komitmen AS melindungi sekutu Teluk dari ancaman eksternal.
Doha, Qatar (Xinhua/Indonesia Window) – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu (1/10) menandatangani
perintah eksekutif yang menjamin keamanan Qatar, dengan menyatakan bahwa serangan bersenjata apa pun terhadap negara Teluk tersebut akan dianggap sebagai ancaman terhadap perdamaian dan keamanan AS.
Perintah eksekutif yang dibagikan oleh Kedutaan Besar AS di Qatar itu menyoroti kerja sama yang telah lama terjalin antara kedua negara. Perintah tersebut menyebutkan bahwa Qatar telah menjadi tuan rumah bagi pasukan AS, memfasilitasi operasi keamanan yang penting, dan bertindak sebagai sekutu yang teguh dalam upaya mencapai perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran, termasuk dengan berperan sebagai mediator untuk membantu menyelesaikan konflik regional dan global.
Trump mengatakan dalam perintah tersebut bahwa kebijakan AS adalah memastikan keamanan dan integritas teritorial Qatar terhadap agresi eksternal, dan bahwa Washington akan mengambil "semua langkah yang tepat dan sesuai hukum, termasuk langkah diplomatik, ekonomi, dan jika diperlukan, militer, untuk mempertahankan kepentingan AS dan Negara Qatar serta memulihkan perdamaian dan stabilitas."
Perintah eksekutif tersebut diterbitkan dua hari setelah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam sebuah kunjungan ke Gedung Putih, meminta maaf kepada Qatar atas serangan udara baru-baru ini di Doha. Menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Qatar, Netanyahu mengutarakan penyesalannya atas insiden tersebut dan berjanji bahwa peristiwa serupa tidak akan terulang.
Pada 9 September, Israel melancarkan serangan udara ke Doha, dengan klaim bahwa serangan tersebut menargetkan para pemimpin senior Hamas yang sedang berada di kota itu. Hamas menyatakan bahwa delegasi mereka saat itu sedang berada di Doha untuk membahas proposal gencatan senjata yang dimediasi oleh AS. Serangan Israel tersebut menewaskan lima warga Palestina dan satu petugas keamanan Qatar, serta memicu kecaman luas dari masyarakat internasional.
Laporan: Redaksi