Tujuan utama kampanye militer Israel saat ini lebih kepada untuk meningkatkan tekanan terhadap Hamas agar menyetujui kesepakatan pembebasan para sandera, dibanding untuk melenyapkan pejuang militer Palestina tersebut.
Yerusalem, Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) pada Sabtu (3/5) mengatakan bahwa pihaknya telah mengeluarkan perintah mobilisasi kepada puluhan ribu personel pasukan cadangan sebagai persiapan untuk eskalasi kampanye militernya di
Jalur Gaza.
Dalam sebuah pengarahan keamanan pada Jumat (2/5), IDF menguraikan rencana operasionalnya yang diperluas di Gaza kepada Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu. Kabinet keamanan dijadwalkan bertemu pada Ahad (4/5) untuk memberikan suara agar secara resmi menyetujui rencana tersebut, yang sebelumnya telah mendapat persetujuan dari Netanyahu.
Anak-anak Palestina menunggu untuk menerima makanan gratis dari pusat distribusi makanan di Gaza City pada 19 April 2025. Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Kawasan Timur Tengah (UNRWA) dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (19/4) mengatakan bahwa perlintasan perbatasan Gaza masih ditutup selama tujuh pekan berturut-turut, yang mengakibatkan bantuan kemanusiaan, pasokan medis, vaksin, dan bahan bakar tidak bisa masuk ke daerah kantong tersebut. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)
Media Israel melaporkan bahwa tujuan utama dari kampanye militer saat ini lebih kepada untuk meningkatkan tekanan terhadap Hamas agar menyetujui
kesepakatan pembebasan para sandera, dibanding untuk melenyapkan kelompok militer Palestina tersebut.
Otoritas Israel secara konsisten telah memperingatkan bahwa jika tidak ada kesepakatan yang tercapai dalam waktu dekat, serangan skala penuh yang bertujuan untuk melumpuhkan Hamas dapat segera dimulai. Tahap serangan yang berikutnya akan mencakup aktivitas IDF di daerah-daerah lain di Jalur Gaza.
Menurut IDF, tentara cadangan yang dipanggil pada Sabtu malam itu diperkirakan akan siap bertugas mulai pekan depan. Sebagian besar dari mereka diperkirakan telah beberapa kali dimobilisasi sejak konflik pecah.
Laporan: Redaksi