Tujuan utama pendidikan Islam adalah melahirkan kemampuan al-furqan, yakni kemampuan membedakan antara kebenaran dan kebatilan.
Jakarta (Indonesia Window) — Lembaga pemikir Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) baru-baru ini menggelar Temu Ilmiah dan Pidato Akhir Tahun 2025 yang dirangkaikan dengan tasyakkur Guru Besar Prof. Dr. Syamsuddin Arif
Kegiatan
hybrid bertema 'Menelusuri
Pendidikan Holistik dalam Islam: Dulu, Kini, dan Nanti' ini digelar di aula Imam al-Ghazali INSISTS, Jakarta Selatan, pada Sabtu (6/12), dan diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Forum ilmiah tersebut menghadirkan sejumlah tokoh nasional di bidang pendidikan dan pemikiran Islam, di antaranya Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, Dr. Henri Shalahuddin,
Assoc. Prof. Dr. Ugi Suharto, Dr. Adian Husaini, Ahmad Fuadi, M.A, dan ditutup dengan pidato akhir tahun oleh Prof. Dr. Syamsuddin Arif.
Dalam pidato kuncinya, Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi menegaskan bahwa pendidikan tidak dapat dipersempit hanya pada capaian akademik.
Dia menyampaikan bahwa pendidikan sejati menuntut proses pembentukan mental dan karakter dalam jangka panjang.
“Pendidikan mental membutuhkan waktu bertahun-tahun, jauh lebih lama daripada sekadar menamatkan silabus. Disiplin dalam pendidikan bukan untuk menekan, tetapi agar peserta didik mampu mendisiplinkan dirinya dan menemukan jati dirinya,” ujar Prof. Hamid Fahmy.
Sementara itu, Dr. Henri Shalahuddin menekankan bahwa tujuan utama pendidikan Islam adalah melahirkan kemampuan al-furqan, yakni kemampuan membedakan antara kebenaran dan kebatilan.
Dia mengingatkan pentingnya orientasi nilai dalam dunia pendidikan.
“Jangan sampai kita mencetak lulusan yang unggul secara akademik, tetapi tidak mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang haqq dan mana yang batil,” tegasnya.
Pandangan mengenai pentingnya pendidikan holistik turut diperkuat oleh
Assoc. Prof. Dr. Ugi Suharto dan Dr. Adian Husaini, yang menyoroti peran adab, pesantren, dan keluarga sebagai fondasi pembentukan manusia dan peradaban.
Temu ilmiah tersebut ditutup dengan pidato akhir tahun oleh Prof. Dr. Syamsuddin Arif, yang menegaskan pentingnya menjaga kebenaran melalui sinergi antara akal dan wahyu di tengah tantangan relativisme
post-truth.
Para peserta Temu Ilmiah & Pidato Akhir Tahun INSISTS 2025 yang digelar di Aula Imam al-Ghazali, Jakarta, Sabtu (6/12/2025). (Insist Indonesia/Admin)
Dalam kesempatan tersebut,
Mahad Sabilul Qur’an (MSQ) turut berpartisipasi dan diwakili oleh Ust. Agus Fadilla Sandi, mudir Bidang SDM dan Dakwah.
MSQ menegaskan komitmennya untuk mengembangkan pendidikan pesantren berbasis tahfizh Al-Qur’an dan penguatan karakter santri yang matang secara aqil baligh sebagai bagian dari ikhtiar membangun pendidikan Islam yang holistik dan berkelanjutan.
Laporan: Redaksi