Israel menyerang fasilitas nuklir di Iran pada Jumat (13/6), memicu kekhawatiran akan dampak yang lebih besar bagi manusia maupun lingkungan.
Wina, Austria (Xinhua/Indonesia Window) – Badan Energi Atom Internasional (
International Atomic Energy Agency/IAEA) pada Jumat (13/6) menyerukan penghentian serangan terhadap fasilitas nuklir setelah Israel menyerang fasilitas nuklir di Iran pada Jumat dini hari.
"Fasilitas nuklir tidak pernah boleh diserang, terlepas dari konteks atau kondisi apa pun, karena hal itu dapat membahayakan baik manusia maupun lingkungan," kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dalam pertemuan Dewan Gubernur IAEA. "Serangan semacam itu memiliki implikasi serius bagi keselamatan nuklir, keamanan, dan pengamanan, serta perdamaian dan keamanan di tingkat regional maupun internasional."
Badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut mengatakan bahwa pihaknya sedang berkomunikasi dengan otoritas keselamatan nuklir Iran untuk memastikan status fasilitas nuklir yang relevan dan menilai dampak lebih luas terhadap keselamatan dan keamanan nuklir.
Foto yang diabadikan pada 15 Mei 2023 ini menunjukkan logo Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) di markas besar IAEA di Wina, Austria. (Xinhua/Liu Xinyu)
Grossi mengatakan situs pengayaan Natanz dikonfirmasi terkena dampak dan tidak ada kenaikan tingkat radiasi. Situs Esfahan dan Fordow tidak terkena dampak.
Kepala IAEA menyerukan kepada semua pihak agar menahan diri secara maksimal guna menghindari
eskalasi lebih lanjut. "Saya tekankan kembali bahwa segala bentuk tindakan militer yang mengancam keselamatan dan keamanan fasilitas nuklir berisiko menimbulkan konsekuensi serius bagi rakyat Iran, kawasan, dan lebih dari itu."
Meskipun dengan adanya aksi militer dan ketegangan yang meningkat saat ini, jelas bahwa satu-satunya jalan yang berkelanjutan ke depan, bagi Iran, Israel, seluruh kawasan, dan komunitas internasional, adalah melalui dialog dan diplomasi untuk memastikan perdamaian, stabilitas, dan kerja sama, kata Grossi.
Laporan: Redaksi