Kebijakan agresif Israel di Tepi Barat telah menyebabkan terbunuhnya 29 warga, dengan ratusan lainnya terluka dan ditangkap, termasuk juga penghancuran seluruh blok permukiman di kamp Jenin dan Tulkarm, pengungsian ribuan orang, dan penghancuran infrastruktur secara besar-besaran.
Ramallah, Palestina (Xinhua/Indonesia Window) – Kepresidenan Palestina pada Senin (3/2) menuding Israel melakukan
"pembersihan etnis" di Tepi Barat.
"Kebijakan agresif Israel di Tepi Barat telah menyebabkan terbunuhnya 29 warga, dengan ratusan lainnya terluka dan ditangkap, termasuk juga penghancuran seluruh blok permukiman di kamp Jenin dan Tulkarm, pengungsian ribuan orang, dan penghancuran infrastruktur secara besar-besaran," kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara kepresidenan Palestina, dalam sebuah pernyataan pers yang dirilis oleh kantor berita resmi Palestina, WAFA.
Abu Rudeineh menyerukan kepada pemerintah Amerika Serikat untuk segera turun tangan "guna menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap rakyat dan tanah Palestina, yang akan mengakibatkan meledaknya situasi."
Sejak 21 Januari, militer Israel telah melancarkan operasi skala besar yang diberi nama "Tembok Besi" (Iron Wall) di Jenin dan Tulkarm, Tepi Barat, untuk menumpas apa yang mereka sebut sebagai "kelompok-kelompok teroris" dan mempertahankan kendali militer di wilayah pendudukan itu.
Pada Ahad (2/2), militer Israel mengatakan bahwa pihaknya telah memperluas operasinya ke wilayah utara Tepi Barat yang diduduki.
Warga Palestina yang mengungsi terlihat di Kota Jenin, Tepi Barat, pada 23 Januari 2025. (Xinhua/Ayman Nobani)
Sementara itu, Wali Kota Jenin Mohammed Jarrar mengatakan kepada Xinhua bahwa 15.000 warga mengungsi dari kamp Jenin akibat operasi militer Israel yang sedang berlangsung.
Dia menggambarkan serangan Israel terhadap Kota Jenin dan kamp pengungsiannya sebagai serangan yang "paling membahayakan" dalam sejarah kota itu.
Sementara itu, Gubernur Tulkarm Abdullah Kamil mengatakan kepada Xinhua bahwa 48 persen warga kamp Tulkarm mengungsi akibat operasi tersebut.
Pada Senin yang sama, Kementerian Kesehatan Palestina yang berbasis di Ramallah mengatakan bahwa sebanyak 70 warga Palestina tewas di tangan tentara Israel di
Tepi Barat sejak Januari 2025.
Laporan: Redaksi