Kelangkaan pangan terus menjadi permasalahan akut di seantero Gaza, dengan warga yang kelaparan menghadang konvoi WHO, berharap dapat memperoleh makanan.
Jenewa, Swiss (Xinhua) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (27/12) menyuarakan kekhawatirannya perihal puluhan ribu pengungsi yang melarikan diri dari serangan Israel di seluruh Jalur Gaza tengah dan selatan.
"WHO sangat khawatir gelombang pengungsi baru tersebut akan semakin membebani fasilitas-fasilitas kesehatan di selatan (Jalur Gaza), yang telah kewalahan dalam memenuhi kebutuhan populasi yang sangat besar," ujar
Richard Peeperkorn, perwakilan WHO di wilayah Palestina yang diduduki.
Kelangkaan pangan terus menjadi permasalahan akut di seantero Gaza, dengan warga yang kelaparan menghadang konvoi WHO, berharap dapat memperoleh makanan, kata badan kesehatan tersebut.
Orang-orang mendoakan para korban di sebuah rumah sakit di Kota Deir el-Balah, Jalur Gaza tengah, pada 23 Desember 2023. Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza sejauh ini telah bertambah menjadi 20.258 orang sejak 7 Oktober, dengan 53.688 orang lainnya terluka, kata Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza dalam pernyataannya pada Sabtu (23/12). Kementerian tersebut menambahkan bahwa sedikitnya 201 warga Palestina tewas dan 368 lainnya terluka dalam serangan Israel selama 24 jam terakhir. (Xinhua)
"Perpindahan warga secara paksa tersebut juga akan menyebabkan lebih banyak
overcrowding (kelebihan penghuni), meningkatkan risiko penyakit menular, dan mempersulit pengiriman bantuan kemanusiaan," imbuh Peeperkorn.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan kembali seruannya kepada komunitas internasional untuk mengambil langkah-langkah mendesak guna mengatasi "bahaya besar" yang sedang dihadapi oleh warga Palestina.
Menurut penilaian terbaru WHO, Gaza memiliki 13 rumah sakit yang berfungsi sebagian, dua rumah sakit yang berfungsi secara minimal, dan
21 rumah sakit yang tidak berfungsi sama sekali.
Laporan: Redaksi