Kumpulan jejak kaki dinosaurus di Desa Wucha memberikan catatan lengkap tentang koeksistensi sauropodomorf basal, sauropoda, theropoda, dan ornithischia basal.
Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Sebuah tim ilmuwan internasional dari China, Jerman, dan Amerika Serikat mengidentifikasi kumpulan penting jejak kaki dinosaurus di Desa Wucha, Kota Renhuai, Provinsi Guizhou, China barat daya.
Dipublikasikan dalam edisi terbaru Journal of Asian Earth Sciences, penemuan ini menunjukkan bahwa area tersebut merupakan lingkungan gundukan pasir tepi danau pada periode Jurassic Awal, yang cocok untuk berbagai kelompok dinosaurus.
Kawasan Renhuai di Guizhou merupakan wilayah penting bagi fosil dinosaurus dari periode Jurassic Awal di China selatan. Meskipun banyak jejak sauropoda dan theropoda telah ditemukan di sana sebelumnya, catatan sistematis tentang keberadaan beberapa kelompok dinosaurus yang hidup berdampingan masih jarang. Antara tahun 2020 hingga 2024, para peneliti dari Universitas Guizhou, Universitas Geosains (Beijing) China, dan sejumlah lembaga lainnya menemukan beberapa situs jejak vertebrata di dalam dan sekitar Desa Wucha.
Menurut Xing Lida, seorang
associate professor di Universitas Geosains (Beijing) China, kumpulan jejak kaki dinosaurus di Desa Wucha memberikan catatan lengkap tentang koeksistensi sauropodomorf basal, sauropoda, theropoda, dan ornithischia basal. Di antara spesies-spesies tersebut, jejak sauropoda terbesar yang pernah ditemukan berukuran 60 sentimeter, konsisten dengan jejak sauropoda Jurassic Awal yang umum ditemukan di Cekungan Sichuan. Beberapa jejak kaki ornithischia basal kecil menunjukkan panjang langkah hanya 6 hingga 7 sentimeter, namun panjang langkahnya relatif besar, menunjukkan bahwa dinosaurus tersebut kemungkinan sedang berlari.
Satu set jejak kaki dengan dua jari menarik perhatian khusus. Tim peneliti yakin jejak ini kemungkinan besar dibuat oleh
dinosaurus tridaktil (memiliki tiga jari) saat berlari atau menendang, sehingga hanya meninggalkan jejak dengan dua jari, alih-alih dibuat oleh dinosaurus yang memang memiliki dua jari.
Temuan ini menunjukkan bahwa dalam kondisi tertentu, dinosaurus tridaktil dapat meninggalkan jejak "mirip dua jari", yang memiliki implikasi penting dalam mengidentifikasi jejak awal deinonychosaurus dan memberikan referensi baru untuk menafsirkan "jejak dua jari yang diduga" serupa di seluruh dunia, kata Xing.
Xing mengungkapkan bahwa penemuan baru ini membantu memperkaya studi fauna dinosaurus periode Jurassic Awal di Guizhou. Seiring dengan semakin banyaknya situs jejak yang dieksplorasi, kawasan Renhuai diharapkan menjadi jendela penting untuk meneliti jejak kehidupan dinosaurus di China selama periode Jurassic Awal.
Fosil jejak kaki tersebut telah diawetkan di lokasi aslinya.
Laporan: Redaksi