Negosiasi tak langsung yang sedang dilakukan dengan Israel harus mengarah pada pengakhiran perang, penarikan Israel sepenuhnya dari Jalur Gaza, pembukaan perlintasan, dan rekonstruksi.
Gaza, Palestina (Xinhua/Indonesia Window) – Hamas dan Jihad Islam Palestina (Palestinian Islamic Jihad/PIJ) pada Ahad (13/7) mengatakan bahwa negosiasi tak langsung yang sedang dilakukan dengan Israel harus mengarah pada pengakhiran perang,
penarikan Israel sepenuhnya dari Jalur Gaza, pembukaan perlintasan, dan rekonstruksi.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah pertemuan antara para pemimpin kedua gerakan, yang lokasinya tidak disebutkan, ungkap pernyataan yang dirilis oleh Hamas.
Delegasi Hamas dipimpin oleh ketua Dewan Syura-nya, yakni Muhammad Darwish, sementara delegasi PIJ diwakili oleh sekretaris jenderalnya, yakni Ziyad al-Nakhalah.
"Kedua faksi mendiskusikan perkembangan negosiasi yang sedang berlangsung melalui mediator internasional dan tanggapan pihak Israel terhadap proposal yang diajukan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata," sebut pernyataan itu.
Pernyataan itu menekankan bahwa setiap kesepakatan potensial harus memenuhi aspirasi rakyat Palestina, termasuk pengakhiran perang, yang telah menyebabkan penderitaan manusia dan korban jiwa yang besar di kalangan warga sipil.
Perundingan tak langsung antara Israel dan Hamas di Doha, ibu kota Qatar, sedang memasuki "fase krusial dan rumit," ungkap seorang narasumber Hamas, yang memperingatkan bahwa "sikap keras kepala" Israel dapat mengakibatkan kandasnya perundingan.
Narasumber Hamas itu mengatakan bahwa kedua delegasi meninjau kembali tanggapan Israel, dan mencatat bahwa hambatan utama bagi kemajuan dalam perundingan tersebut terletak pada "sikap keras kepala Israel terkait peta penarikan."
Dia menambahkan bahwa apa yang diperlukan adalah penarikan awal pasukan Israel ke garis-garis sebagaimana tercantum dalam gencatan senjata Januari, dengan jaminan penarikan penuh dari
Jalur Gaza setelah proses negosiasi.
Laporan: Redaksi