Presiden Iran Ebrahim Raisi telah menerima undangan dari Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dari Arab Saudi untuk berkunjung ke Riyadh, ibu kota Saudi, menyusul pembicaraan yang dimediasi China di Beijing pada awal Maret, saat Arab Saudi dan Iran sepakat untuk melanjutkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan dan misi mereka dalam waktu dua bulan.
Teheran, Iran (Xinhua) – Presiden Iran Ebrahim Raisi telah menerima undangan dari Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dari Arab Saudi untuk berkunjung ke Riyadh, ibu kota Saudi, demikian disampaikan Wakil Presiden Pertama Iran Mohammad Mokhber pada Senin (3/4).
Mokhber melontarkan pernyataan tersebut ketika diminta menanggapi undangan Raja Saudi kepada Raisi untuk mengunjungi Riyadh, seperti dilaporkan kantor berita semiresmi Iran, Mehr.
Langkah itu dilakukan menyusul
pembicaraan yang dimediasi China di Beijing pada awal Maret, saat Arab Saudi dan Iran sepakat untuk melanjutkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan dan misi mereka dalam waktu dua bulan.
Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud menyampaikan pidato penutupnya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 (Group of 20/G20) di Riyadh, Arab Saudi, pada 22 November 2020. (Xinhua/G20 Arab Saudi)
Pada 19 Maret, Mohammad Jamshidi, wakil kepala staf kepresidenan Iran untuk urusan politik, mencuit bahwa raja Arab Saudi itu telah menulis surat undangan kepada presiden Iran untuk mengunjungi Riyadh.
Mengomentari hubungan Iran dengan Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya di kawasan tersebut, Mokhber mengatakan peningkatan hubungan dengan negara-negara kawasan telah menjadi salah satu strategi utama yang ditempuh oleh pemerintahan Raisi sejak sang presiden menjabat.
Arab Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Iran pada awal 2016 sebagai respons atas serangan terhadap misi diplomatik Saudi di Iran setelah negara kerajaan tersebut mengeksekusi seorang ulama Syiah.
Laporan: Redaksi