Sebanyak 609 UMKM telah berpartisipasi dalam program business matching, dengan nilai total transaksi mencapai 87,04 juta dolar AS atau sekitar 1,3 triliun rupiah.Jakarta (Indonesia Window) –
Menteri Perdagangan (mendag), Budi Santoso, mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari berbagi sektor untuk terus berekspansi ke pasar global.
Dukungan tersebut ditunjukan oleh Mendag Budi Santoso melalui kunjungan ke dua entitas bisnis UMKM unggulan yang telah dikenal luas, yaitu PT Sido Muncul dan Bakmi Jogja Sundoro, selama rangkaian kunjungan kerja ke Jawa Tengah, pada Jumat (25/7).
Pada kunjungannya ke PT Sido Muncul, Budi Santoso mengapresiasi ekosistem produksi jamu di perusahaan tersebut yang dinilai sudah terintegrasi dengan baik, mulai dari petani, proses produksi, hingga ekspor.
Dia menilai, Sido Muncul memiliki modal yang besar untuk memperluas pasar ekspor, khususnya produk herbal berbahan alam, ungkap Kementerian Perdagangan RI dalam pernyataan tertulisnya yang dikutip Indonesia Window Ahad (27/7).
“Kita ingin melihat langsung proses produksi jamu karena ini penting. Ekosistemnya sudah berjalan baik, mulai dari petani, produksi, hingga ekspor. Ini harus terus kita dorong,” ucapnya.
Untuk mendukung ekspansi ini, Mendag mengajak PT Sido Muncul untuk memanfaatkan berbagai program fasilitasi ekspor yang Kemendag sediakan, di antaranya adalah fasilitasi
pitching dan
business matching oleh perwakilan dagang Indonesia yang ada di luar negeri.
“Kemendag memiliki program bernama
business matching. Para pelaku usaha dapat mempresentasikan produknya kepada perwakilan dagang Indonesia di luar negeri. Kita memiliki 46 perwakilan dagang di 33 negara,” ujarnya.
Budi Santoso menambahkan, hingga periode Januari—Juni 2025, sebanyak 609 UMKM telah berpartisipasi dalam program
business matching, dengan nilai total transaksi mencapai 87,04 juta dolar AS atau sekitar 1,3 triliun rupiah.
“Menariknya, para UMKM ini melakukan seluruh proses tanpa bertemu langsung dengan
buyer karena semua dilakukan melalui
Zoom” ujarnya.
Mendag mengungkapkan dalam rangka mendorong peningkatan ekspor nasional, salah satu strategi utama yang ditempuh adalah memperluas akses pasar melalui kerja sama dan perjanjian dagang dengan berbagai negara mitra.
Mendag Budi Santoso juga mengajak PT Sido Muncul untuk memperluas pasar ekspor dengan berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia 2025. Pameran dagang terbesar di Indonesia ini akan diselenggarakan pada tanggal 15–19 Oktober 2025.
Sementara itu, Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat menyatakan komitmen penuh perusahaan dalam mendukung program-program pemerintah yang bertujuan memajukan sektor usaha, khususnya di bidang jamu dan herbal.
“Sido Muncul siap untuk membantu program-program pemerintah. Kami ingin keberadaan kami bermanfaat bagi masyarakat dan negara. Kami siap berpartisipasi penuh untuk menyukseskan program- program pemerintah, apapun itu, yang melibatkan dunia usaha seperti kami,” tambah Irwan.
Di hari yang sama, mendag juga mengunjungi salah satu pelaku UMKM Bakmi Jogja Sundoro yang merupakan pelopor bakmi Jogja kemasan pertama di Indonesia.
Bakmi Jogja Sundoro terus menunjukkan geliatnya untuk terus naik kelas sebagai UMKM lokal berkelas dunia.
Produk ini tidak hanya menonjolkan keaslian rasa, tetapi juga keunggulan dalam standar kualitas dan jangkauan pasar. Bakmi Jogja Sundoro telah bersertifikasi halal, Standar Nasional Indonesia (SNI), serta mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang menjadikannya produk yang terjamin mutu dan keamanannya.
Saat ini, Bakmi Jogja Sundoro telah merambah 328 supermarket di seluruh Indonesia, termasuk di Sumatra, Sulawesi, hingga Papua. Ini membuktikan penetrasi pasarnya yang luas.
Tak hanya di pasar domestik, produk ini juga rutin dikirim ke mancanegara seperti Singapura, Australia, Hong Kong, bahkan Spanyol, meskipun belum dalam skala kontainer penuh.
Kesuksesan Bakmi Jogja Sundoro tak lepas dari dukungan penuh Kementerian Perdagangan.
Pemilik Bakmi Jogja Sundoro, Bintari Saptanti mengungkapkan beragam fasilitasi yang telah diterima.
“Kami mendapatkan bantuan sehingga memperoleh sertifikasi Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) pada 2022 serta mengikuti Trade Expo Indonesia (TEI) yang merupakan pameran dagang internasional terbesar di Indonesia,” ungkapnya.
Selain itu, Bakmi Jogja Sundoro pernah menjadi finalis UKM Pangan Award 2022, serta meraih juara pertama kategori kuliner dalam Kompetisi Aku Bangga Buatan Indonesia (ABBI).
Bintari menyampaikan apresiasi mendalam kepada Kemendag atas dukungan yang diterimanya selama ini.
"Terima kasih untuk Kemendag, untuk semua fasilitasinya, untuk semua yang sudah diberikan kepada kami dari mulai kami bertumbuh kecil sampai sekarang kami bertumbuh besar. Dan kami yakin
UMKM sudah saatnya go global. UMKM pasti BISA ekspor," pungkasnya.
Kunjungan ini menegaskan komitmen Kementerian Perdagangan dalam membina UMKM agar naik kelas dan mampu bersaing di pasar global.
Inspektur Jenderal Kemendag Putu Jayan Danu Putra dan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Iqbal Shoffan Shofwan, turut mendampingi mendag dalam kesempatan tersebut.
Laporan: Redaksi