Serangan di Qatar menimbulkan keraguan terhadap perundingan gencatan senjata Gaza, setelah Qatar, yang merupakan mediator utama bagi Israel dan Hamas, mengumumkan akan menangguhkan perundingan.
Yerusalem, Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Militer Israel kembali menyerang sebuah gedung bertingkat lainnya di Gaza City pada Rabu (10/9), setelah otoritas Israel bersumpah akan terus menargetkan para pemimpin Hamas meskipun serangan udara pada Selasa (9/9) di Qatar telah gagal membunuh mereka.
Militer Israel memperluas serangannya di Gaza City, yang dihuni oleh hampir 1 juta orang. Foto-foto menunjukkan Menara Tayba II, sebuah bangunan hunian di dekat daerah Rimal, hancur menjadi puing-puing pascaserangan itu.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menyerang gedung itu, mengeklaim bahwa Hamas telah memasang alat pengumpul intelijen di sana.
Serangan ke gedung tersebut merupakan serangan terbaru dari serangkaian serangan yang menyasar gedung-gedung tinggi, tempat banyak keluarga pengungsi berlindung, dalam beberapa hari terakhir. Israel mengatakan Hamas memasang kamera pengintai di gedung-gedung itu untuk memantau pergerakan pasukannya.
Warga diberi peringatan kurang dari satu jam sebelum serangan, dengan Avichay Adraee, seorang juru bicara militer Israel, mendesak evakuasi warga dalam sebuah unggahan dalam bahasa Arab di platform media sosial X.
Israel Katz, menteri pertahanan Israel, mengatakan bahwa
upaya menghabisi tokoh senior Hamas di Qatar pada Selasa itu merupakan bagian dari operasi yang dinamai "Fire Summit" yang ditujukan untuk membunuh pimpinan tertinggi kelompok tersebut. "Kebijakan keamanan Israel jelas: tangan panjang Israel akan bertindak melawan musuh-musuhnya di mana pun. Tidak ada tempat bagi mereka untuk bersembunyi," ujar Katz.
Katz mengatakan bahwa Israel akan terus memburu semua anggota Hamas yang terlibat dalam serangan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Katz memperingatkan bahwa jika Hamas tidak menerima syarat-syarat Israel untuk mengakhiri perang – yang menurutnya, syarat paling utama adalah pembebasan semua sandera dan pelucutan senjata Hamas – "mereka (Hamas) akan dibinasakan dan Gaza akan dihancurkan."
Serangan di Qatar menimbulkan keraguan terhadap perundingan gencatan senjata Gaza, setelah Qatar, yang merupakan mediator utama bagi Israel dan Hamas, mengumumkan akan menangguhkan perundingan.
Menurut otoritas kesehatan Gaza, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 64.000 orang dan menyebabkan sebagian besar daerah kantong itu menjadi puing-puing serta menyeret penduduknya ke dalam
bencana kelaparan.
Laporan: Redaksi