Trump menandatangani perintah untuk mengatasi dampak impor tembaga dengan memberlakukan tarif universal sebesar 50 persen terhadap impor produk tembaga setengah jadi dan produk turunan sarat tembaga, yang berlaku mulai 1 Agustus.
Washington, Amerika Serikat (Xinhua/Indonesia Window) –
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu (30/7) menandatangani perintah untuk mengatasi dampak impor tembaga dengan memberlakukan
tarif universal sebesar 50 persen terhadap impor produk tembaga setengah jadi dan produk turunan sarat tembaga, yang berlaku mulai 1 Agustus.
Perintah tersebut mengarahkan menteri perdagangan AS untuk menetapkan proses "inklusi" produk guna menambahkan produk turunan tembaga ke dalam tarif ini, dan Trump memberi wewenang kepada menteri perdagangan untuk mengambil langkah-langkah berdasarkan Undang-Undang Produksi Pertahanan guna mendukung industri tembaga dalam negeri, ungkap Gedung Putih dalam sebuah lembar fakta.
"Dengan mengambil tindakan ini, Presiden Trump menciptakan kondisi yang setara bagi bisnis-bisnis tembaga di AS untuk mendukung industri tembaga domestik yang kuat," imbuh Gedung Putih.
Tembaga sangat penting bagi fondasi manufaktur yang menjadi sandaran keamanan nasional dan ekonomi AS, serta merupakan input penting dalam berbagai sistem pertahanan, termasuk pesawat terbang, kendaraan darat, kapal, kapal selam, rudal, dan amunisi, papar lembar fakta tersebut.
Harga tembaga berjangka AS di Comex anjlok 20 persen setelah pengumuman tersebut, lapor Bloomberg. Hingga Rabu sore waktu setempat, harga tembaga AS telah diperdagangkan sekitar 28 persen di atas harga acuan tembaga berjangka di London Metal Exchange, karena para pedagang mengantisipasi tarif itu akan diberlakukan untuk semua impor logam olahan.
Menurut Bloomberg dalam laporannya, keputusan Trump tersebut merupakan kejutan terbaru dari sang presiden untuk mengguncang pasar tembaga. Ketika Trump pertama kali mengisyaratkan kemungkinan tarif pada awal tahun ini, dia memicu lonjakan harga tembaga AS dibandingkan negara-negara lain di dunia dan memicu persaingan untuk mengirimkan tembaga ke AS guna menghindari tarif, sehingga menghasilkan keuntungan substansial bagi beberapa pedagang logam terbesar di dunia.
Laporan: Redaksi