Sistem pengiriman bantuan yang baru diterapkan oleh Israel di Gaza adalah hal yang "tidak manusiawi, berbahaya, dan merampas martabat kemanusiaan warga Gaza."
London, Inggris (Xinhua/Indonesia Window) – Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris
David Lammy pada Senin (21/7) mengecam pembunuhan warga sipil di Gaza dan mengkritik model distribusi bantuan Israel sebagai hal yang "tidak manusiawi," menyusul dukungan Inggris untuk pernyataan bersama internasional yang mendesak diakhirinya konflik tersebut.
"Saya benar-benar mengutuk
pembunuhan warga sipil yang berupaya memenuhi kebutuhan dasar mereka," ujar Lammy kepada para anggota parlemen di House of Commons, majelis rendah parlemen Inggris.
"Pemerintah Israel harus bertanggung jawab atas justifikasi militer apa yang dapat diberikan atas serangan yang telah menewaskan anak-anak yang putus asa dan kelaparan," tuturnya.
Sembari menegaskan kembali dukungannya terhadap hak Israel atas keamanan dan eksistensinya, Lammy memperingatkan bahwa tindakan negara itu saat ini "menyebabkan kerusakan yang tak terkira terhadap posisi Israel di dunia dan merongrong keamanan jangka panjangnya."
Lammy menyebut sistem pengiriman bantuan yang baru diterapkan oleh Israel di Gaza sebagai hal yang "tidak manusiawi, berbahaya, dan merampas martabat kemanusiaan warga Gaza." Dia menambahkan bahwa hal itu "bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan yang telah lama ada" dengan memaksa warga sipil, termasuk anak-anak, untuk "berebut kebutuhan hidup dasar secara tidak aman."
Seorang pria melakukan pencarian di antara puing-puing bangunan yang hancur di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 19 Maret 2024. (Xinhua/Yasser Qudih)
Dia juga menyebut sejumlah proposal yang diajukan oleh Menteri Pertahanan Israel Israel Katz, yang dilaporkan mencakup mengusir seluruh warga Gaza ke Rafah dan menahan warga Palestina kecuali mereka beremigrasi. "Ini merupakan visi kejam yang tidak boleh terjadi," ujar Lammy.
Sebelumnya pada Senin, Inggris turut bergabung bersama 27 negara lainnya, plus Uni Eropa, dalam sebuah pernyataan bersama yang mengutuk penderitaan warga sipil yang sedang berlangsung di Gaza dan mendesak Israel agar memenuhi kewajibannya di bawah hukum humaniter internasional.
"Penderitaan warga sipil di Gaza telah mencapai taraf yang parah," kata pernyataan itu. "Model pengiriman bantuan pemerintah Israel berbahaya, memicu ketidakstabilan, dan merampas martabat kemanusiaan warga Gaza. Kami mengecam pengiriman bantuan yang dilakukan sedikit demi sedikit dan pembunuhan yang tidak manusiawi terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, yang berupaya memenuhi kebutuhan paling dasar mereka terkait air dan makanan."
"Sangat mengerikan bahwa lebih dari 800 warga Palestina tewas saat berupaya mendapatkan bantuan. Penolakan pemerintah Israel terhadap bantuan kemanusiaan yang esensial untuk warga sipil merupakan hal yang tidak dapat diterima," imbuh pernyataan tersebut.
Lammy juga mengumumkan Inggris akan menyediakan tambahan bantuan kemanusiaan senilai 40 juta poundsterling atau 54 juta dolar AS untuk Gaza pada tahun ini, termasuk 7,5 juta poundsterling untuk UK-Med, badan amal Inggris yang menyalurkan bantuan medis di lapangan.
*1 poundsterling = 21.893 rupiah
**1 dolar AS = 16.301 rupiah
Warga Palestina mengangkut jenazah seorang korban pascaserangan <em>drone</em> Israel terhadap Gereja Keluarga Kudus (Holy Family Church), di Rumah Sakit Baptis di Gaza City pada 17 Juli 2025. (Xinhua/Mahmoud Zaki)
Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah menembus 59.000 jiwa sejak meletusnya konflik itu pada 7 Oktober 2023, ungkap otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza pada Senin.
Laporan: Redaksi