Tentara Israel diarahkan untuk mencapai tiga tujuan perang "tanpa terkecuali" di Gaza, di mana lebih banyak lagi kematian akibat kelaparan dan malnutrisi tercatat meskipun ada pengiriman bantuan selama berhari-hari.
Yerusalem/Amman, Wilayah Palestina yang diduduki/Yordania (Xinhua/Indonesia Window) – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (4/8) mengatakan bahwa dia akan mengarahkan tentara Israel pada akhir pekan ini untuk mencapai tiga tujuan perang "tanpa terkecuali" di Gaza, di mana lebih banyak lagi kematian akibat
kelaparan dan malnutrisi tercatat meskipun ada pengiriman bantuan selama berhari-hari.
Dalam rapat pekanan kabinetnya, Netanyahu mengatakan dirinya akan mengadakan pertemuan Kabinet Keamanan pada pekan ini untuk "mengarahkan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) tentang bagaimana mencapai tiga tujuan perang, semuanya, tanpa terkecuali," seraya menjabarkan ketiga tujuan tersebut sebagai "mengalahkan musuh, membebaskan para sandera kami, dan memastikan bahwa Gaza tidak akan pernah lagi mengancam Israel."
Berbicara dengan syarat tidak disebutkan namanya, seorang pejabat Israel mengatakan kepada Xinhua bahwa Netanyahu diperkirakan akan mengadakan sebuah diskusi keamanan pada Selasa (5/8) untuk membahas "pendudukan kembali Gaza secara total."
Sementara itu, militer Israel dalam sebuah pernyataannya mengatakan bahwa 120
paket bantuan yang berisi makanan diterjunkan melalui udara di atas Gaza pada Senin oleh Uni Emirat Arab (UEA), Yordania, Mesir, Jerman, Belgia, dan Kanada. Senin itu menandai pertama kalinya Kanada bergabung dalam operasi penerjunan bantuan tersebut.
Organisasi Amal Hashemite Yordania (Jordan Hashemite Charity Organization/JHCO) dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa konvoi barunya yang terdiri dari 38 truk, yang mengangkut bantuan kemanusiaan, menyeberang ke Gaza melalui Jembatan King Hussein pada Senin.
Kepada Xinhua, Sekretaris Jenderal JHCO Hussein Al-Shebli mengatakan 294 truk bantuan Yordania telah memasuki Gaza dalam dua pekan terakhir, dari 452 truk yang direncanakan, akibat berlanjutnya pembatasan Israel di perlintasan perbatasan dengan dalih jam kerja resmi.
Peralatan dan perangkat medis telah ditolak masuk, sementara prosedur pemeriksaan dan perizinan telah diperpanjang, katanya, seraya menambahkan bahwa satu konvoi kini membutuhkan waktu sekitar 38 jam untuk mencapai Gaza.
Sebelumnya pada hari yang sama, kantor media pemerintah yang dikelola Hamas dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa hanya 80 truk bantuan yang masuk ke Gaza pada Ahad (3/8), sehingga total truk bantuan yang masuk ke daerah kantong tersebut sejak dikeluarkannya izin masuk bantuan Israel pada 27 Juli lalu hanya 674 truk, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan 4.800 truk yang seharusnya masuk ke Gaza pada periode yang sama.
Setidaknya 600 truk harus memasuki daerah kantong tersebut setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, katanya, seraya menuduh Israel "mempertahankan kebijakan kelaparan dan kekacauan."
Pada Senin yang sama, otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza mengatakan setidaknya 9.440 warga Palestina telah tewas dan 37.986 lainnya terluka sejak Israel memperbarui serangan intensifnya di Gaza pada 18 Maret, sehingga total korban tewas sejak Oktober 2023 menjadi 60.933 orang, dan korban luka-luka menjadi 150.027 orang.
Lima kematian baru akibat kelaparan dan malnutrisi tercatat dalam 24 jam terakhir, sehingga total kematian akibat kondisi tersebut sejak Oktober 2023 mencapai 180 orang, termasuk 93 anak-anak, kata pihak berwenang.
Laporan: Redaksi