Ledakan besar di pelabuhan komersial utama Iran pada akhir bulan lalu menjadi 57 dari sebelumnya 70 orang, sementara televisi pemerintah melaporkan bahwa dua orang ditangkap terkait ledakan tersebut.
Teheran, Iran (Xinhua/Indonesia Window) – Iran pada Ahad (4/5) merevisi turun jumlah korban tewas akibat
ledakan besar di pelabuhan komersial utamanya pada akhir bulan lalu menjadi 57 dari sebelumnya 70 orang, sementara televisi pemerintah melaporkan bahwa dua orang ditangkap terkait ledakan tersebut.
Kantor berita semiresmi Tasnim mengutip Kepala Pengadilan Provinsi Hormozgan Mojtaba Qahremani yang mengatakan bahwa jumlah terbaru korban ledakan pada 26 April di Pelabuhan Shahid Rajaee meliputi 46 jenazah yang ditemukan dan diidentifikasi serta 11 orang yang masih hilang.
Qahremani menjelaskan jumlah awal tersebut diturunkan setelah pemeriksaan forensik menetapkan bahwa beberapa bagian tubuh yang dikumpulkan secara terpisah adalah milik individu yang sama. Sebuah kelompok kerja khusus telah dibentuk untuk menindaklanjuti orang-orang yang hilang, tambahnya.
Stasiun televisi pemerintah pada Ahad melaporkan secara terpisah bahwa dua orang, termasuk seorang pejabat pemerintah, telah ditangkap terkait ledakan tersebut.
Ledakan dan kebakaran yang terjadi melukai lebih dari 1.200 orang, menurut Perhimpunan Bulan Sabit Merah Iran (
Iranian Red Crescent Society), yang mengatakan upaya pencarian dan penyelamatan di lokasi tersebut berakhir pada Ahad.
Foto yang diabadikan pada 26 April 2025 ini menunjukkan lokasi ledakan di Bandar Abbas di Provinsi Hormozgan, Iran. (Xinhua/Kantor Berita Republik Islam Iran)
Pihak otoritas menuding kegagalan keselamatan sebagai penyebab insiden tersebut. Sebuah pernyataan manajemen krisis provinsi mengutip kegagalan dalam mengamati keselamatan dan langkah-langkah pertahanan pasif, sementara Menteri Dalam Negeri Iran Eskandar Momeni pada Senin (28/4) lalu merujuk pada "kelalaian tertentu".
Pelabuhan Shahid Rajaee, yang terletak di Provinsi Hormozgan selatan, adalah pusat maritim terbesar di Iran, menangani sebagian besar lalu lintas peti kemas negara itu dan lebih dari separuh total perdagangannya.
Laporan: Redaksi